Tradisional
Tradisional muncul di akhir 1950-an sebagai musik dansa baru langsung dari Jamaika, ada The Israellites,The Melodians bahkan The Wailers, sebelum disusul aliran rocksteady dan menjadi “Bapa” dari kemunculan musik reggae.

2-Tone
Dilanjut dengan 2-Tone diberi nama seperti itu karena kulit putih dan kulit hitam datang bersama untuk membentuk sebuag grup music. Band ska saat itu menyebar kesatuan pada tahun 1970 di dataran Inggris dan berkaitan erat juga dengan budaya Mods, dan kemunculan dari hardmods atau skinhead, kita sebut saja The Specials, Bad Manners, The Beat, The Selecter atau Madness.

Gelombang ke-3
Gelombang ke-3 adalah ketika ska melanda Amerika pada akhir tahun 1980an, dan menambahkan sedikit distorsi music dan attitude punk, sebagai contoh The Mighty-Mighty Bosstones, Save Ferris, Reel Big Fish, Sublime dan seterusnya.
Ska gelombang ketiga, gaya yang sangat fleksibel  dalam musiknya, incorporateable ke gaya lain, yang mengapa, hal itu masih ada sampai saat ini dan telah membentuk barisan base penggemar yang sangat besar dan beragam. Tidak hanya di mancanegara, Indonesia di medio pertengahan 90-an, booming music Ska, ada Jun Fan Gung Foo, Noin Bullet, Tipe-X, Artificials Life dan masih banyak lagi. Baik music mereka yang berlairan tradisional seperti The Authentics, Don Lego, Skamigo, Bandung Inikami Orcheska sampai dengan  ska dibalut Reggae seperti Shaggy Dog yang sudah sangat sering mengunjungi tanah orang di luar negeri, mendendangkan ska dan nama baik Indonesia.

*Berbagai Sumber

Barodal Java Reggae Rocksteady
 Barodal Kudus 
Barodal SKA Kudus
Barodal Java Reggae Rocksteady Kudus

Pengertian SKA
Ska (pengucapan bahasa Inggris: [ˈskɑː], Kreol Jamaika Templat:IPA-endia) adalah genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an, dan merupakan pendahulu rocksteady dan reggae.
Ska menggabungkan unsur-unsur musik mento dan musik kalipso dari Karibia dengan jazz dan rhythm and blues dari Amerika Serikat.
Ciri khas musik ini adalah jalur bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat.
Pada awal 1960-an, ska adalah genre musik yang dominan di Jamaika dan popular di kalangan para mod di Britania Raya. Musik ini kemudian populer di kalangan skinhead.
Sejarah ska umumnya dibagi menjadi tiga periode: ska asli Jamaika dari tahun 1960-an (gelombang pertama), kebangkitan ska 2 Tone Inggris pada akhir 1970-an (gelombang kedua), dan gerakan ska gelombang ketiga yang dimulai pada 1980-an, dan meraih kepopuleran di Amerika Serikat pada 1990-an.


Etimologi SKA
Ada berbagai teori yang berbeda-beda menganai asal usul kata ska. Ernest Ranglin mengklaim bahwa istilah ska diciptakan oleh musisi untuk menyebut suara petikan gitar yang digaruk, "skat! skat! skat!"
Menurut penjelasan lainnya, dalam sesi rekaman tahun 1959 di bawah produser Coxsone Dodd, pemain dobel bass Cluett Johnson menginstruksikan kepada gitaris Ranglin untuk "memainkannya seperti ska, ska, ska."
Meskipun penjelasan ini disangkal sendiri Ranglin yang membantah "Instruksi itu tidak cukup untuk memberi tahu apa yang harus kumainkan!"
Teori lebih lanjut mengatakan ska berasal dari kata skavoovie yang sering diucapkan Cluett Johnson ketika menyambut rekan-rekannya.
Jackie Mittoo bersikeras bahwa musisi ska menyebut ritme yang mereka mainkan sebagai Staya Staya, dan Byron Lee adalah tokoh yang memperkenalkan istilah 'ska'.
Menurut Derrick Morgan "Gitar dan piano menghasilkan bunyi, seperti 'ska, ska,' itulah sebabnya kami sebut ska. Suara gitar dan piano, itulah mengapa kami menyebutnya sebagai ska".
Perbedaan antara beat R&B dan ska dijelaskan oleh Ernest Ranglin. Kalau R&B berbunyi "chink-ka", sementara ska berbunyi "ka-chink".

*Sumber : id.wikipedia.org






Barodal Java Reggae Rocksteady
 Barodal Kudus 
Barodal SKA Kudus
Barodal Java Reggae Rocksteady Kudus

Kudus, Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudu, sebut saja FASBuK bekerjasama dengan Gubug Bambu Delingo Cafe dan Resto pada 29 Juli 2015 Menggelar acara diskusi sastra dengan Tema "Mengurai Kisah Di Bulan Berkah" dengan narasumber MM. Bhoernomo dan di moderatori oleh Ommie Monthie berlokasi di Desa Peganjaran RT/RW 04/01 Delingo Kudus.

Acara dilaksanakan pukul 19.00 Wib di awali dengan Perfom Musik dari Barodal  Java Reggae Rocksteady Kudus. Barodal membawakan lagu Band - band Nasional dan juga membawakan lagu sendiri dengan judul "Gawe Yomand Wae" yang bernuansa Jawa. (Lihat Video)

Kemudian acara dilanjutkan dengan sebuah diskusi sastra oleh senior Kudus seperti Aris Junaidi ( Ketua Dewan Kesenian Kudus ), Yudhi MS ( Sastrawan senior ), Farid Cah Kudus ( Seniman ), Ibu Murni PASMA.

Acara di akhiri dengan Perfom musik dari Barodal yang sebelumnya disambut oleh Munaji MSi selaku Kepala Desa Peganjaran Kudus. Beliau memberikan support dengan di adakannya acara seperti ini.

Sumber : muriaexpose.com

Akhir Mei kemarin tepatnya tanggal 31, Mei 2015 Barodal di undang di acara mingguan Waterboom MVR (Mountain View Residence) yang berlokasi di utara UMK Kudus. Banyak sekali antusias dari pengunjung ada yang request lagu, ikut bernyanyi, bahkan berfoto-foto dengan superhero dan reptil dari pecinta reptil di daerah Kudus.

Di MVR Barodal membawakan lagu pop, reggae dan jass. Lagu demi lagu telah di kumandangkan dari jam 10.00 WIB - 13.30 WIB. Pada saat Barodal mulai mengumandangan lagu reggae, superhero berdatangan dan ikut bergoyang bersama barodal. Sontak banyak pengunjung terhibur dan tertawa melihat tingkah superhero yang sedang bersenang-senang dan berjoget-joget bersama Barodal.

Barodal mengakhiri musiknya di waterboom Mountain View Residence pada jam 13.30WIB dan Barodal berpamitan dengan petugas yang sedang berjaga di MVR Kudus.

Barodal Java Reggae Rocksteady
Mountain View Residence
MVR Kudus
superhero Kudus

Djimbe Alat Musik Reggae

Djimbe merupakan jenis alat musik perkusi. Sebagaimana kita ketahui alat musik ini berasal dari negara Afrika. Saat ini alat musik perkusi ini banyak digemamri di Indonesia. Menurut sejarah dari afrika alat musik ini digunakan untuk perlawanan melawan penjajah. Alat musik ini sangat penting bagi sejarah bangsa Afrika. Karena sangat populer alat musik Djimbe ini, banyak beberapa negara mempunyai komunitas bahkan penggemar alat musik jenis ini. Mulai dari belanda, kanada, belgia, bahkan korea. mereka sangat konsen dengan alat musik ini dan mengembangkan tehnik-tehnik baru untuk memperkaya seni dan kesenian Djimbe ini. mungkin anda juga tertarik untuk mengembangkannya. di indonesia juga sudah mulai banyak, terutama penggemar musik regge dan banyak juga kita jumpai di berbagai provinsi di Indonenesia.

Barodal Java Reggae rocksteady Kudus
Barodal Kudus
Reggae Kudus
Rocksteady Kudus